Speed, Diafragma & ISO

Sebenarnya penulis masih teramat sangat pemula dalam urusan 3 hal ini, tapi karena penulis ingin belajar memahami tentang speed, diafragma & ISO secara betul. Kan ada istilah tak mengerti betul jika ilmu yang kita miliki tidak berbagi, semoga dengan penulis berbagi tulisan ini maka pembaca dan & penulis dapat memahami lebih jauh dari kegunaan settingan tersebut. amien. toh penulis juga meng copy tulisan ini dari dua sumber orang yang berbeda (^.^).

Pencahayaan
Pencahayaan atau exposure adalah terang tidaknya cahaya yang diperbolehkan masuk, intensitas (diatur oleh bukaan lensa) dan durasi (diatur oleh shutter speed) cahaya yang masuk dan mengenai film.
Film dengan ASA ( ISO ) tinggi, memerlukan sedikit cahaya untuk menghasilkan gambar yang jelas. Sebaliknya, film dengan ASA rendah memerlukan banyak cahaya uantuk menghasilkan gambar yang jelas.
Exposure diukur oleh alat yang disebut light-meter. Jika light-meter menunjukkan kekurangan cahaya, maka kita bisa memperkecil bukaan diafragma atau memperlambat shutter speed. Sebaliknya, jika light meter menunjukkan kelebihan cahaya maka kita bisa memperbesar bukaan diafragma atau mempercepat shutter speed.

Overexposure
Merupakan keadaan dimana jumlah cahaya yang masuk terlalu banyak. Gambar yang dihasilkan akan terlalu terang.

Underexposure
Merupakan keadaan dimana jumlah cahaya yang masuk terlalu sedikit. Keadaan ini menghasilkan gambar yang gelap.

Kombinasi Antara Shutterspeed dan Diafragma
Semakin besar bukaan (angka kecil) semakin banyak cahaya yang masuk, semakin lama rana membuka (angka speed kecil) juga akan semakin banyak cahaya yang masuk. Maka saat kita memotret menggunakan high speed (kecepatan tinggi) kita telah mengurangi durasi waktu cahaya yang masuk untuk menyeimbangkannya maka kita harus membuka diafragma lebih besar.

Shutter Speed Cepat
Jika kita ingin memotret benda yang bergerak dengan cepat, misalnya foto orang yang sedang meloncat, dan ingin objek itu benar-benar tampak diam, kita harus mengatur shutterspeed secepat mungkin. Misalnya setting shutterspeed 1/1000 detik, selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengatur diafragma agar indikator eksposure tetap berada di tengah.

Shutter Speed Lambat
Jika ingin menghasilkan efek “Panning” (misalnya foto motor atau mobil yang sedang berjalan dengan background yang seolah-olah bergerak), kita harus membuka kamera lebih lama sekitar 1/30 detik. Lalu ikutilah pergerakan objek yaitu motor atau mobil tadi. Karena kamera mengkuti pergerakan objek, maka objek akan tetap fokus namun background akan seolah-olah bergerak. Efek “Panning” tidak mungkin didapatkan melalui shutterspeed yang terlalu cepat. Karena pada keadaan shutterspeed cepat foto yang akan kita hasilkan ada foto yang bermuatan stop action (freeze).

Diafragma (Bukaan Lensa)
Diafragma atau bukaan fungsi utamanya untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk. yang punya DSLR tinggal buka tuh lensa liat aja dech pasti ada di belakang lensa. diputer-puter bisa lebih lebar atau lebih sempit.

diafragma yang umum angkanya f/2, f/2.8, f/4, f/5.6, f/8, f/11, dan f/16, dan seterusnya dan sebagainya.

Bukaan Diafragma Besar
Pasti anda pernah melihat foto dengan suatu objek yang tajam dengan background yang blur. Teknik sangat digemari karena dapat memperkuat objek pada foreground dan juga terasa lebih artistik. Caranya adalah dengan bukaan diafragma yang besar, misalnya F/1.4, F/1.8, F/2, dst. Semakin kecil angka di belakang huruf F, maka semakin besar bukaan diafragmanya.

Bukaan Diafragma Kecil
Jika bukaan diafragma besar menghasilkan efek blur pada background, maka bukaan diafragma kecil menghasilkan efek tajam dari foreground sampai background. Bukaan diafragma kecil biasanya digunakan dalam memotret landscape, yang membutuhkan detail dan ketajaman di seluruh bagian foto.
Yang perlu diingat adalah setiap kita memprioritaskan untuk mengatur speed, maka pengaturan diafragma juga harus disesuaikan agar indikator eksposur tetap berada di tengah.

ISO atau ASA
Jika telah memahami akan kombinasi shutter speed dan diafragma, maka kombinasi selanjutnya ditambah dengan ISO.

Ada beberapa kondisi, contohnya saat malam hari dan cahaya yang minim, kita sudah mengatur bukaan sebesar mungkin, agar indikator eksposure tepat di tengah hanya mendapat shutterspeed 1/5 detik yang sangat rawan akan blur atau shake. Padahal kita tidak boleh kehilangan momen. Tidak dapat juga menurunkan speed agar tidak blur, karena foto akan menjadi under eksposure alias gelap.

Solusi dari masalah ini adalah menaikan ISO. Jika sebelumnya setting ISO 200, naikan menjadi ISO 400, 800, 1000, dst. Tergantung kebutuhan. ISO yang tinggi berarti menambah kemampuan kamera menangkap cahaya. Speed yang tadi hanya 1/5 bisa menjadi 1/60 detik dengan menaikan ISO. Efek samping dari menaikkan adalah munculnya bintik-bintik pada foto. Hal seperti itu biasa disebut dengan istilah grain atau noise untuk kasarnya bisa juga ketombe.

Sangat mudah untuk menghasilkan eksposure yang tepat, hanya tinggal bermain-main sedikit dengan logika kita.

Depth of field
Depth of field adalah jumlah jarak antara subjek yang paling dekat dan yang paling jauh yang dapat muncul di fokus tajam sebuah foto. Misalnya, jika kita memotret pohon-pohon yang berdiri bersaf-saf, maka yang akan tampak pada foto yang telah dicetak adalah beberapa pohon di depan tampak jelas kemudian makin ke belakang makin kabur.

Depth of field sangat tergantung pada:
  • Diafragma. Semakin kecil bukaan diafragma, semakin besar depth of field yang dihasilkan. Bukaan penuh akan menghasilkan depth of field yang sangat dangkal.
  • Jarak fokus lensa (focal length). Semakin panjang focal length,semakin sempit depth of field. Maka dari itu, lensa wide angle memiliki depth of field yang sangat besar.
  • Jarak pemotretan. Semakin dekat jaraknya, semakin sempit depth of field yang dihasilkan

2 komentar:

ridobrown mengatakan...

bro... foto yang efek panningnya belom ada tuh... saya dulu dah pernah.. cuma lupa lagi cara motretnya.. mo tanya nih.. saya pake nikon d5000, menu di M kan..? terus bukaan di bikin 1/30 ya..

arfan mengatakan...

bisa di bukaan 1/30 diafragmanya atur saja sesuai kondisi cahaya pada saat itu om, ketika objek nya bergerak, kameranya om ikutin dengan pergerakan objek nya, terus di jepret langsung seperti biasa

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Popular Posts