Speed, Diafragma & ISO

Sebenarnya penulis masih teramat sangat pemula dalam urusan 3 hal ini, tapi karena penulis ingin belajar memahami tentang speed, diafragma & ISO secara betul. Kan ada istilah tak mengerti betul jika ilmu yang kita miliki tidak berbagi, semoga dengan penulis berbagi tulisan ini maka pembaca dan & penulis dapat memahami lebih jauh dari kegunaan settingan tersebut. amien. toh penulis juga meng copy tulisan ini dari dua sumber orang yang berbeda (^.^).

Pencahayaan
Pencahayaan atau exposure adalah terang tidaknya cahaya yang diperbolehkan masuk, intensitas (diatur oleh bukaan lensa) dan durasi (diatur oleh shutter speed) cahaya yang masuk dan mengenai film.
Film dengan ASA ( ISO ) tinggi, memerlukan sedikit cahaya untuk menghasilkan gambar yang jelas. Sebaliknya, film dengan ASA rendah memerlukan banyak cahaya uantuk menghasilkan gambar yang jelas.
Exposure diukur oleh alat yang disebut light-meter. Jika light-meter menunjukkan kekurangan cahaya, maka kita bisa memperkecil bukaan diafragma atau memperlambat shutter speed. Sebaliknya, jika light meter menunjukkan kelebihan cahaya maka kita bisa memperbesar bukaan diafragma atau mempercepat shutter speed.

Overexposure
Merupakan keadaan dimana jumlah cahaya yang masuk terlalu banyak. Gambar yang dihasilkan akan terlalu terang.

Underexposure
Merupakan keadaan dimana jumlah cahaya yang masuk terlalu sedikit. Keadaan ini menghasilkan gambar yang gelap.

Kombinasi Antara Shutterspeed dan Diafragma
Semakin besar bukaan (angka kecil) semakin banyak cahaya yang masuk, semakin lama rana membuka (angka speed kecil) juga akan semakin banyak cahaya yang masuk. Maka saat kita memotret menggunakan high speed (kecepatan tinggi) kita telah mengurangi durasi waktu cahaya yang masuk untuk menyeimbangkannya maka kita harus membuka diafragma lebih besar.

Shutter Speed Cepat
Jika kita ingin memotret benda yang bergerak dengan cepat, misalnya foto orang yang sedang meloncat, dan ingin objek itu benar-benar tampak diam, kita harus mengatur shutterspeed secepat mungkin. Misalnya setting shutterspeed 1/1000 detik, selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengatur diafragma agar indikator eksposure tetap berada di tengah.

Shutter Speed Lambat
Jika ingin menghasilkan efek “Panning” (misalnya foto motor atau mobil yang sedang berjalan dengan background yang seolah-olah bergerak), kita harus membuka kamera lebih lama sekitar 1/30 detik. Lalu ikutilah pergerakan objek yaitu motor atau mobil tadi. Karena kamera mengkuti pergerakan objek, maka objek akan tetap fokus namun background akan seolah-olah bergerak. Efek “Panning” tidak mungkin didapatkan melalui shutterspeed yang terlalu cepat. Karena pada keadaan shutterspeed cepat foto yang akan kita hasilkan ada foto yang bermuatan stop action (freeze).

Diafragma (Bukaan Lensa)
Diafragma atau bukaan fungsi utamanya untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk. yang punya DSLR tinggal buka tuh lensa liat aja dech pasti ada di belakang lensa. diputer-puter bisa lebih lebar atau lebih sempit.

diafragma yang umum angkanya f/2, f/2.8, f/4, f/5.6, f/8, f/11, dan f/16, dan seterusnya dan sebagainya.

Bukaan Diafragma Besar
Pasti anda pernah melihat foto dengan suatu objek yang tajam dengan background yang blur. Teknik sangat digemari karena dapat memperkuat objek pada foreground dan juga terasa lebih artistik. Caranya adalah dengan bukaan diafragma yang besar, misalnya F/1.4, F/1.8, F/2, dst. Semakin kecil angka di belakang huruf F, maka semakin besar bukaan diafragmanya.

Bukaan Diafragma Kecil
Jika bukaan diafragma besar menghasilkan efek blur pada background, maka bukaan diafragma kecil menghasilkan efek tajam dari foreground sampai background. Bukaan diafragma kecil biasanya digunakan dalam memotret landscape, yang membutuhkan detail dan ketajaman di seluruh bagian foto.
Yang perlu diingat adalah setiap kita memprioritaskan untuk mengatur speed, maka pengaturan diafragma juga harus disesuaikan agar indikator eksposur tetap berada di tengah.

ISO atau ASA
Jika telah memahami akan kombinasi shutter speed dan diafragma, maka kombinasi selanjutnya ditambah dengan ISO.

Ada beberapa kondisi, contohnya saat malam hari dan cahaya yang minim, kita sudah mengatur bukaan sebesar mungkin, agar indikator eksposure tepat di tengah hanya mendapat shutterspeed 1/5 detik yang sangat rawan akan blur atau shake. Padahal kita tidak boleh kehilangan momen. Tidak dapat juga menurunkan speed agar tidak blur, karena foto akan menjadi under eksposure alias gelap.

Solusi dari masalah ini adalah menaikan ISO. Jika sebelumnya setting ISO 200, naikan menjadi ISO 400, 800, 1000, dst. Tergantung kebutuhan. ISO yang tinggi berarti menambah kemampuan kamera menangkap cahaya. Speed yang tadi hanya 1/5 bisa menjadi 1/60 detik dengan menaikan ISO. Efek samping dari menaikkan adalah munculnya bintik-bintik pada foto. Hal seperti itu biasa disebut dengan istilah grain atau noise untuk kasarnya bisa juga ketombe.

Sangat mudah untuk menghasilkan eksposure yang tepat, hanya tinggal bermain-main sedikit dengan logika kita.

Depth of field
Depth of field adalah jumlah jarak antara subjek yang paling dekat dan yang paling jauh yang dapat muncul di fokus tajam sebuah foto. Misalnya, jika kita memotret pohon-pohon yang berdiri bersaf-saf, maka yang akan tampak pada foto yang telah dicetak adalah beberapa pohon di depan tampak jelas kemudian makin ke belakang makin kabur.

Depth of field sangat tergantung pada:
  • Diafragma. Semakin kecil bukaan diafragma, semakin besar depth of field yang dihasilkan. Bukaan penuh akan menghasilkan depth of field yang sangat dangkal.
  • Jarak fokus lensa (focal length). Semakin panjang focal length,semakin sempit depth of field. Maka dari itu, lensa wide angle memiliki depth of field yang sangat besar.
  • Jarak pemotretan. Semakin dekat jaraknya, semakin sempit depth of field yang dihasilkan
Read more

Nikon D5000

Penulis adalah pengguna DSLR Nikon D5000, jadi bukan maksud bahwa kemampuan DSLR ini diatas dari saingannya yang lain, tapi ini merupakan keinginan berbagi informasi kepada pembaca karena penulis selaku salah satu penggunakan DSLR tersebut, sehingga para pembaca dapat menggunakan sebagai bahan referensi dalam hal memilih DSLR mulai dari kemampuan sampai dana yang tersedia tentunya. Semoga bermanfaat bagi pembaca.

Setelah lama menimbang dan menabung akhirnya saya putuskan untuk meminang nikon D5000 dengan lensa kit 18-55 VR dengan mahar 6,100rb rupiah, harga yang tidak murah bagi penganguran seperti saya ini tapi apa mau dikata sudah ngebet dan kebelet yah sudah dibeli saja daripada nggak ngak bisa tidur :D. Sebelumnya saya membandingkan nikon D90 dan Canon EOS 550D, tapi dikarenakan bujet saya yang tak mencukupi tuk mendapatkan dua saingan kamera ini, yang hanya akan digunakan hanya sebagai hobi. Setelah mencoba dan menjepret dengan lens kit nya saya pikir hasilnya bagus (opini dari newbie jepret) nah karena penasaran dengan entry level lainnya maka saya mencoba nikon D5000, hm…. kesan pertama lumayan menggoda. Nikon D5000 di pegang lebih mantab karena ukurannya agak lebih besar daripadan nikon D3000 dan pas banget dengan tangan saya yang agak lebar :D.

Fitur Utama Nikon D5000
  • 12.9 megapixel DX-format CMOS sensor (effective pixels: 12.3 million)
  • 2.7" tilt and swivel LCD monitor (230,000 dots)
  • Movie capture at up to 1280 x 720 (720p) 24 fps with mono sound
  • Live View with contrast-detect AF, face detection and subject tracking
  • Image sensor cleaning (sensor shake)
  • 11 AF points (with 3D tracking)
  • IS0 200-3200 range (100-6400 expanded)
  • 4 frames per second continuous shooting (buffer: 7 RAW, 25 JPEG fine, 100 JPEG Normal)
  • Expeed image processing engine
  • Extensive in-camera retouching including raw development and straightening
  • Connector for optional GPS unit (fits on hot shoe)
  • New battery with increased capacity
  • 72 thumbnail and calendar view in playback
Nikon D5000 vs D60: Perbedaan Fitur

D5000 dengan mudah bisa dilihat sebagai D60 dengan layar miring sebagai tambahan, dan sebagian besar fitur D90 ada di dalamnya. Karena itu ia menawarkan cukup perbaikan beberapa fitur atas adik kecil nya:

  • 12.3 MP CMOS sensor (D60: 10.2 MP CCD)
  • Tilt/swivel screen
  • Live View with contrast detect AF
  • Movie Mode
  • Wider ISO range
  • 11 point AF system with 3D tracking (D60: 3 point AF)
  • Control of Active D-Lighting intensity
  • Automatic correction of lateral chromatic aberration
  • Choice of JPEG quality in RAW+JPEG shooting
  • Extra retouching options
  • More scene modes
  • Faster continuous shooting
  • Exposure bracketing

Sensor
  • 23.6 x 15.8 mm Nikon DX-format CMOS sensor
  • 12.9 million total pixels
  • 12.3 million effective pixels
Dust Reduction System
  • Airflow control system
  • Image Sensor Cleaning
  • Image Dust Off reference data (optional Capture NX 2 software required)
Image processor Nikon EXPEED

A/D conversion 12 bit

Image sizes
  • 4,288 x 2,848 (L)
  • 3,216 x 2,136 (M)
  • 2,144 x 1,424 (S)
File formats
  • NEF (compressed RAW)
  • JPEG: Fine (approx. 1:4), normal (approx. 1:8), or basic (approx. 1:16) compression
  • NEF (RAW) + JPEG (any size)
  • AVI Motion-JPEG
Movie
  • File format AVI (Motion-JPEG)
  • Image size (pixels) 1280 x 720; 24fps, 640 x 424; 24 fps, 320 x 216; 24 fps
  • Audio: Monaural on/off selection
  • Exposure: Determined with matrix metering utilizing output from the image sensor
  • Exposure lock available
  • Exposure compensation available in P, S, A, M modes
  • Maximum single clip length: 1280x720/ 5 minutes, others 20 minutes
Lens mount
  • Nikon F mount with AF contacts
  • Approx. 1.5x lens focal length (Nikon DX format)
Usable lenses
  • AF-S, AF-I - All functions supported
  • Other Type G or D AF Nikkor - All functions supported except autofocus
  • Other AF Nikkor/AI-P Nikkor - All functions supported except autofocus and 3D Color Matrix Metering II
  • Type D PC Nikkor - All functions supported except some shooting modes
  • Non-CPU - Can be used in mode M, but exposure meter does not function; electronic range finder can be used if maximum aperture is f/5.6 or faster
  • IX Nikkor/AF Nikkor for F3AF - Cannot be used
Auto Focus
  • 11 focus points (1 cross-type sensors)
  • Multi-CAM 1000
  • AF working range: -1 to +19 EV (ISO 100, normal temperature)
  • Contrast Detect in Live View mode
  • Manual focus [M], Electronic range finding supported
AF Servo Modes
  • Single Servo (AF-S)
  • Continuous Servo (AF-C)
  • Automated selection of AF-S or AF-C, (AF-A)
  • Focus Tracking automatically activated by subject's status in (AF-A)
Focus Point
  • Single point from 11 focus points
  • Center point narrow or wide zone
  • Live view: Contrast AF on user-selectable point anywhere within frame
AF Area Mode
  • Single point AF
  • Dynamic Area AF
  • Automatic-area AF
  • 3D Tracking AF (11 points)
Focus Lock
Focus can be locked by pressing shutter-release button halfway (single-servo AF) or by pressing AE-L/AF-L button

AF assist
AF-assist illuminator (range approx. 0.5-3 m/1.6-9.8 ft.)

Exposure modes
  • Program Auto [P] with flexible program
  • Shutter-Priority Auto [S]
  • Aperture-Priority Auto [A]
  • Manual [M]
  • Auto
  • Advanced Scene Modes (Portrait, Landscape, Child, Sports, Close-up, Night portrait, Night landscape, Party/Indoor, Beach/Snow, Sunset, Dusk/Dawn, Pet portrait, Candlelight, Blossom, Autumn colors, Food, Silhouette, High key, Low key)
Metering
TTL full-aperture exposure metering using 420-pixel RGB sensor
  • 3D Color Matrix Metering II (type G and D lenses); color matrix metering II (other CPU lenses);
  • Center-weighted: Weight of 75% given to an 8 mm dia. circle in center of frame
  • Spot: Meters approx. 3.5 mm dia. circle (about 2.5 % of frame) centered on selected focus point
Metering range
  • 3D Color Matrix Metering: 0 to 20 EV
  • Center-Weighted Metering: 0 to 20 EV
  • Spot Metering: 2 to 20 EV (At normal temperature (20°C/68°F), ISO 100 equivalent, f/1.4 lens)
Meter coupling CPU (not AI)

Exposure lock Locked using AE-L/AF-L button

Exposure bracketing
  • 3 frames
  • Up to +/–2.0 EV in 1/3 or 1/2 EV steps
  • ADL (Active D-Lighting) bracketing: 2 frames (one with ADL, one without)
Exposure compen
  • +/–5.0 EV
  • 1/3 or 1/2 EV steps
Sensitivity
  • Default: ISO 200 - 3200 in 1/3 EV steps
  • Boost: 100 - 6400 in 1/3 EV steps
Shutter
  • Electronically-controlled vertical-travel focal plane shutter
  • 30 to 1/4000 sec (1/3 or 1/2 EV steps)
  • Flash X-Sync: 1/200 sec
  • Bulb
  • Time (optional Wireless Remote Control ML-L3 required)
  • Tested to 100,000 exposures
Active D-Lighting
Can be selected from Auto, Extra high, High, Normal, Low, or Off

White balance
  • Auto (Using main imaging sensor and 420-pixel metering CCD)
  • Presets (12) with fine tuning
  • Manual preset
  • White balance bracketing (3 frames in increments of 1, 2 or 3)
Picture Control
  • Standard
  • Neutral
  • Vivid
  • Monochrome
  • Landscape
  • Portrait
  • Storage for up to nine custom Picture Controls
Image parameters
  • Sharpening: Auto, 10 levels
  • Contrast: Auto, 7 levels
  • Brightness: 3 levels
  • Saturation: Auto, 7 levels
  • Hue: 7 levels
  • Quick Adjust; 5 levels
  • High ISO Noise Reduction (High, Normal, Low, Off)
Color space
  • sRGB
  • Adobe RGB
Viewfinder
  • Eye-level pentamirror single-lens reflex viewfinder
  • Frame coverage Approx. 95% horizontal and 95% vertical
  • Magnification Approx. 0.78x (50mm f/1.4 lens at infinity, –1.0 m-1)
  • Eyepoint 17.9 mm (–1.0 m-1)
  • Diopter adjustment –1.7 to+1 m-1
Focusing screen
  • Type B BriteView Clear Matte Mark V screen with focus frame
  • Superimposed on-demand grid lines over the viewfinder display.
Focusing screen
  • 2.7 " TFT LCD
  • Approx. 230,000 dots
  • 100% frame coverage
  • Brightness adjustment
LCD Live view
  • Contrast-detect AF anywhere in frame (camera selects focus point automatically when face priority is selected)
  • Face priority
  • Wide area
  • Normal area
  • AF tracking
Shooting modes
  • Single frame
  • Continuous 4 fps (at shutter speeds over 1/250. 67 Large Fine JPEG, 11 RAW)
  • Self-Timer
  • Delayed remote, quick response remote (optional Wireless Remote Control ML-L3 required for remote shooting)
  • Quiet shooting (doesn't re-cock shutter until shutter button is released)
Self-timer • 2, 5, 10, and 20 s

Flash
  • Auto pop-up type (auto pop up in Auto, Portrait, Child, Close-up, Night portrait, Party/indoor, Pet portrait modes)
  • Manual pop-up in P,A,S,M and Food modes
  • Guide number of 17/56 (ISO 200, m/ft.) or 18/59 with manual flash (ISO 200, m/ft.)
  • Guide number of 12/39 (ISO 100 equiv, m/ft.) or 13/43 with manual flash (ISO 100 equiv, m/ft.)
  • Sufficient to illuminate the picture angle of an 18mm lens
Flash control
  • TTL: i-TTL balanced fill-flash and standard i-TTL flash for digital SLR using 420-pixel RGB sensor are available with built-in flash and SB-900, SB-800, SB-600, or SB-400
  • Auto aperture: Available with SB-900, SB-800 and CPU lens
  • Non-TTL auto: Supported flash units include SB-900, SB-800, SB-28, SB-27, and SB-22s
  • Range-priority manual: Available with SB-900 and SB-800
Flash Modes
  • Auto, auto with red-eye reduction, fill-flash, auto slow sync, auto slow sync with red-eye correction, reat curtain with slow sync.
Flash Accessory Shoe
  • ISO 518 standard-type hot shoe contact; Safety lock mechanism provided
Flash Sync Terminal No

Flash compensation
  • -3 to +1 EV
  • 1/3 or 1/2 EV steps
Creative Lighting System
  • Advanced Wireless Lighting supported with SB-900, SB-800, or SU-800 as commander and SB-900, SB-800, SB-600, or SB-R200 as remotes
Playback mode
  • Full-frame playback
  • Movie playback
  • Thumbnail (4, 9, or 72 images or calendar) playback
  • Playback zoom (image size L up to approx. 27x, M up to approx. 20x, S up to approx. 13x) When one or more faces (up to 10) were detected with shooting, the faces are enclosed in white borders. When playback zoom is applied, different faces can be displayed by rotating the sub-command dial.
  • Slide show playback
  • Pictmotion
  • Histogram display
  • Highlights display
  • Auto image rotation
  • Image comment (up to 36 characters)
Retouch functions
D-Lighting, red-eye correction, trim, monochrome, filter effects, color balance, small picture, image overlay, NEF (RAW) processing, quick retouch, straighten, distortion control, fisheye

Languages
Chinese (Simplified and Traditional), Danish, Dutch, English, Finnish, French, German, Italian, Japanese, Korean, Norwegian, Polish, Portuguese, Russian, Spanish, Swedish

Connectivity
  • USB 2.0 (Hi-Speed) Mini-B connector
  • PTP transfer protocol
  • NTSC or PAL video output
  • HDMI video out (version 1.3a, Type C mini connector provided)
  • Remote control / GPS terminal
Storage • SD (Secure Digital) memory cards, SDHC-compliant

Power
  • Lithium-Ion EN-EL9a (Approx. 510 shots, CIPA)
  • Included battery charger MH-23
  • Optional AC adapter EH-5a with EP-5 connector
Dimensions Approx. 127 x 104 x 80 mm (5.0 x 4.1 x 3.1 in.)

Weight (no batt)
Approx. 560 g (1 lb. 4 oz.) without battery, memory card, body cap, or monitor cover

Operating environment
Temperature: 0 - 40 °C / 32 - 104 °F, Humidity: under 85% (no condensation)

Box contents
Rechargeable Li-ion Battery EN-EL9e, Quick Charger MH-23, USB Cable UC-E6, Audio/Video Cable EG-CP14, Camera Strap AN-DC3, Eyepiece Cap DK-5, Rubber Eyecup DK-24, Body Cap BF-1A, Accessory Shoe Cover BS-1, Software Suite CD-ROM (Supplied accessories may differ depending on country or area)

Optional accessories
• *Remote Cord MC-DC2, *GPS Unit GP-1, Photofinishing software Capture NX 2, AC Adapter EP-5/EH-5a, Magnifying Eyepiece DK-21M, Eyepiece Correction Lens DK-20C, Eyepiece Magnifier DG-2, Eyepiece Adapter DK-22, Right-Angle Viewing Attachment DR-6, Semi-soft Case CF-DC2, Wireless Remote Control ML-L3, Sync Terminal Adapter AS-15, Camera Control Pro 2


Lalu juga perlu diperhatikan kompatibilitas lensa. Nikon D5000 hanya mendukung lensa-lensa Nikon yang berkode AF-S karena sudah menggunakan teknologi motor SWM (Silent Wave Motor dan dikarenakan didalam lensanya terdapat motor khusus, maka harga lensa nya juga tergolong mahal dari lensa model pendahulunya (semisal bekode AF saja). Meskipun banyak lensa baru yang memiliki AF-S, tapi banyak juga lensa legendaris Nikon yang tidak memiliki hal tersebut seperti lensa-lensa prime/non-zoom seperti 50mm f/1.8 yang harganya relatif murah tapi berkinerja tinggi dibanding lensa-lensa Nikon lainnya. Meski Anda tetap bisa mengunakan lensa tersebut, tapi Anda terpaksa mengunakan manual fokus.

Selain hal teknis, hal-hal emosional atau lainnya juga berpengaruh. Contoh, pengangan (grip) Nikon terasa lebih nyaman di tangan, atau letak tombol-tombol dan desain Canon terasa lebih pas dihati.



Adapun hal-hal yang masih sama (atau mengalami sedikit peningkatan / penurunan) dari sang pendahulu (Nikon D60) diantaranya :
  • Desain bodi : kecil, ringan, berbahan plastik, dengan ukuran 127 x 104 x 80 mm dan 55 gram lebih berat dari D60.
  • Tanpa motor fokus di bodi : ya, layaknya D40/D60, lensa yang bisa autofokus pada D5000 ini hanyalah lensa dengan motor AF seperti Nikon AF-S atau Sigma HSM.
  • Memakai lensa kit yang sama seperti D60 : AF-S 18-55mm VR (pada D90 lensa kitnya AF-S 18-105mm VR).
  • Modul light meter : 420-segment RGB, masih sama seperti D60 dan bahkan D90 sekalipun (untuk modul kelas atas dengan 1005-segment RGB hanya ada di D300, D700 dan D3).
  • Memakai viewfinder cermin (0,78 x, 95% coverage) yang tidak seterang viewfinder jenis prisma seperti yang terdapat di D90.
  • Tanpa top status LCD dan hanya satu dial-wheel di dekat jempol (di D90 ada dua dial-wheel).
  • Flash internal dengan GN 12 dan mampu sync hingga 1/200 detik (masih unggul D40 dengan 1/500 detik) dan kini D5000 mendukung fitur bracketing.
pilih D60 atau D5000?
  • D60 penulis yakin nanti harganya akan turun (saat ini harga D60 terlalu tinggi di kisaran 7 juta) dan bila dana terbatas tentu D60 adalah pilihan yang lebih rasional
  • D60 sudah amat baik untuk kebutuhan fotografi dasar (10 MP, 3 fps, 3 titik AF) dan sudah memiliki fitur Active D-lighting serta fitur anti debu pada sensornya
  • D5000 lebih unggul dalam mode movie, live-view dan layar LCD bila anda merasa perlu
  • D5000 jelas menang telak dalam usia shutter, 11 titik AF dan 4 fps burst, itu yang paling penting menurut saya
pilih D90 atau D5000?
  • D5000 akan dijual sekitar 2 juta lebih murah daripada D90, so tergantung dana anda
  • D5000 sama-sama memakai sensor CMOS 12 MP, 11 titik AF dan 12 bit engine, so hasil foto keduanya sama saja
  • D5000 unggul di layar lipatnya, bila anda perlu
  • D90 unggul di motor fokus di bodi, bila anda punya banyak lensa Nikon lawas tentu perlu motor AF di bodi, itu yang utama menurut saya
  • D90 unggul dalam aspek lain seperti viewfinder prisma, layar LCD 3 inci resolusi 920 ribu piksel, 4,5 fps burst, wireless flash dan dukungan asesori battery grip resmi Nikon.
Read more

downloadhelper

Berbagai situs video kini bermunculan di internet. Kebanyakan dari situs tersebut adalah pengelola video streaming yang artinya dapat diputar secara online melalui web browser.
Setelah kesuksesan yang diraih oleh
youtube sebagai salah satu situs video paling banyak dikunjungi saat ini, muncul pula situs dailymotion yang konsep pengelolaan videonya tidak jauh berbeda seperti yang ada di youtube, dimana peran para user diharapkan sebagai kontributor paling terbesar untuk mendatangkan koleksi-koleksi video baru diantara kedua situs tersebut.
sumber: http://karodalnet.blogspot.com/2009/07/situs-video-streaming.html

Tapi terkadang kita tak hanya ingin melihat video tersebut tapi ingin mendownloadnya, tapi bagi anda pengguna web browser mozilla dapat menggunakan "downloadhelper" yaitu salah satu "add-ons" yang disediakan oleh mozilla nya sendiri. Tapi add-ons ini harus di install dulu ke web browser mozilla anda karena default mozilla nya belum terdapat add-ons tersebut. Kita harus menggunakan browser Mozilla Firefox (v.1.5 ke atas) untuk dapat menggunakan fitur ini. Caranya:
  1. Instal dulu browser Firefox v.1.5 ke atas dari Mozilla.
  2. Instal add-on DownloadHelper untuk Mozilla dari sini.
  3. Ikuti prosedur penginstalan add-on. Setelah selesai, browser harus direstart.
  4. DownloadHelper memungkinkan kita langsung mendownload video yg sedang dimainkan. Jika tanda aktif, artinya kita bisa mendownload file video tersebut.
  5. Klik kanan tanda tersebut, pilih nama filenya, dan langsung save as.
seperti pada gambar dibawah ini cara menggunakan "downloadhelper", yaitu dengan meng klick disamping video streaming yang ingin di download oleh anda.


Catatan: tidak semua situs video online bisa didownload dengan tool ini.
Read more

pinhole


awalnya aku ngeliat photografy temen yang udah pro, mereka menyebut hasil photografy yg seperti ini disebut "pinhole". ini sekilas penjelas mengenai pinhole:

pinhole
Lubang kecil pada alat kedap cahaya yang dipasang bersama lensa, menyambung lubang lensa tempat gambar objek direkam dalam lembaran yang peka cahaya. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena camera obscura.
Fotografi merupakan hasil kombinasi dari beberapa teknik yang ditemukan, lama sebelum fotografi pertama kali ditemukan Ibn al-Haytham (Alhazen) (965–1040) menemukan kamera Obscura dan kamera Pinhole, sejak saat itulah teknik fotografi mulai berkembang. Fotografi memiliki prinsip dasar kerja yaitu memfokuskan cahaya melalui proses pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan.

tapi para photografer pro itu murni hasil dari jepretan kamera & gabungan lensa filter yg mereka gunakan. tapi karena aku belum memiliki alat demikian maka aku search di google mengenai tutorial efek tersebut biar bisa digunakan di photoshop. dan alhasil akhirnya aku menemukan tutorialnya di dua website/ sumber. yach itung-itung untuk para pemula edit photo seperti saya ini bakalan teramat sangat membantu loh.
ini website tutorial yg kutemukan dari search di www.google.com :

http://www.theartofmypetskeleton.com/2008/11/pinhole-photo-tutorial-in-photoshop-6.html
dan
http://www.ephotozine.com/article/Pinhole-magic--a-Photoshop-creative-idea-4886

dari dua hasil referensi tersebut maka aku pun mencoba mengedit photo itu dengan efek pinhole buat di photoshop, dan hasilnya bisa diliat pada photo diatas. semoga hasil ini bisa menjadi referensi bagi yang ingin mencoba mengedit photo seperti layaknya "pinhole" pada photografy yang sebenarnya.

Read more

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Popular Posts